Impotensi disfungsi ereksi – Seorang playboy terkenal mendatangi dokter dengan keluhan impotensi. Sang dokter terkejut “Tidak mungkin! reputasi anda sangatlah hebat,” katanya. Si playboy membalas, “apalah arti reputasi, Dok, jika tak mampu berdiri tegak!”
Pada dokter masa kini menggunakan istilah “disfungsi erektil” atau masalah ereksi untuk menggantikan impotensi. hal ini berarti bahwa penis tak dapat berfungsi semestinya dan dapat diobati. Adapun istilah impoten terdengar seperti masalah tak dapat diatasi.
Pria berusia tua berkemungkinan lebih besar mengalaami masalah ereksi. Banyak yang merasa malu dengan hal ini. Dan tak banyak pria ataau ahli medis profesional yang mendiskusikannya ssecara terbuka. Deteksi dan penanganan masalah ereksi dapat berhasil dengan penanganan yang tepat.
Masalah ereksi memengaruhi jutaan pria. Bagi beberapa pria, haal ini mungkin bukan suatu tolok ukur terbaik atau terpenting baagi kepuasan seksual. namun, bagi sebagian besar pria, masalah ereksi menciptakaan tekanan mental yang memengaruhi interaksi mereka dengan keluarga dan teman.
Masalah ereksi dilandasi masalah fisik dan psikis. Artinya, kedua hal tersebut perlu ditangani pula. Masalah ereksi lebih kerap disebabkan oleh faktor usia. Masalah ini dapat terjadi karena serangan atau penanganannya. Akibatnya para penderitaa mengalami ketakutan, kehilangan citra dan kepercayaan diri, serta depresi. Banyak pria dengan diabetes militus berkemungkinan menderita masalah ereksi.
Takut gagal
bagi pria di semua usia kegagalan ereksi dapat mencegah mereka mengambil inisiatif dalam memulai hubungan intim. Mereka bisa jadi mencemaskan buruknya kemampuan aatau juga penolakan. Priaa-priaa berusia tua umumnya sensitif terhadap dukungan sosial untuk hubungan yang intim. Ancaman kehilangan hubungan-hubungan ini menyebabkan rasa takut daan hal ini daapaat berimbas pada kesehatan.Apa yang menyebabkan kegagalan ereksi?
Aliraan darah menuju penis sangatlah penting. Kerusakan apa pun yang menghaalangi aliraan akaan menjadi suatu masalah. Ketika aliran darah dihentikaan ataupun jika terjadi kebocoran, ereksi tak dapat dipertahankan atau hilaang dengan mudahnya.Masalah psikologis seperti depresi, kecemasan dan hubungan yang memburuk memengaruhi fungsi ereksi. hal-hal tersebut mengurangi pikiran eritos ataupun mengurangi kesadaran akan peristiwa sensori. Akibatnya, terjadi ketidak mampuan untuk memulai atau mempertahankan ereksi.
Faktor risiko
Masalah ereksi adalah sebuah gejala dari banyak kondisi. Operasi vena, usia, diabetes militus, hipertensi, penyakit vena, tingginya kolesterol darah, rendahnyaa kepadaataan lipoprotein tinggi, obaat-obatan, kerusakan neurogenik, penyakit peyronie, priaapism, depresi, konssumsi alkohol, kuraangnyaa pengetahuan seksual, hubungaan interpersonal yang kurang erat atau terjadinya masalah di dalamnya, dan banyak penyakit kronis, khususnya kegagalan renal daan dialisis.Semua ini merupakan faktor-faktor risiko. Merokok mempengaruhi fungsi ereksi dengan meningkatkan dampak faktor-faktor risiko laainnyaa seperti penyakit vena atau tekanan darah tinggi. Sejauh ini vesektomi bukanlah faktor risiko. Namun haal ini mungkin saja menimbulkan emosi negatif yaang kemudian menhalangi ereksi.
Penanganan
Walaupun masalah ereksi terus meningkat seiring bertambahnya usia, ini bukanlah konsekuensi wajib penuaan. Pengetahuan akan faktor-faktor risiko dapat membantu. Penting bagi anda daan pasangan untuk membicarakan masalah ini dengan dokter dan juga konsultan. Ada sejumlah penanganan yang bisa anda pilih sehingga dapat memenuhi keinginan dan harapan anda.Kombinasi antara konseling dan penanganan medis biasanya merupakan langkah terbaik. Perangkat vacuum dan terapi injeksi cukup menjur bagi banyak pria. Pria lainnya lebih memilih operasi implant. Namun, yang paling penting adalah anda perlu mendapat banyak informasi mengenai pilihan-pilihan tersebut. Kemudian pilih yang paling memenuhi kebutuhan anda dan pasangan.
sumber : http://tipsku.info/
NICE INFO GAN
ReplyDeletehttp://www.moviester.info/