Gemilang di awal musim, tersendat-tersendat di pertengahan musim. Itulah yang sedang dialami oleh Manchester City.
City sangat superior di awal musim 2011/2012 Premier League. Mereka membantai Tottenham Hotspur 5-1 dan mempermalukan Manchester United 6-1. Dan semuanya terjadi di kandang lawan!
Desember pun tiba. Beberapa pemain pilar City seperti Yaya Toure dan Kolo Toure harus membela negaranya di Piala Afrika. Dan Yaya Toure adalah sosok penting di lini tengah City bersama Gareth Barry dan David Silva.
Yaya Toure adalah pengendali keseimbangan lini tengah di saat Silva berperan menjadi motor serangan City.
Hasilnya pun langsung terasa. City terlempar dari Liga Champions dan bermain di Liga Europa. Lalu di Piala FA, The Citizen disingkirkan di babak ketiga oleh tim sekota Manchester United dengan skor 3-2. City harus tunduk atas Setan Merah di Etihad Stadium pada Minggu (8/1) lalu.
Lalu di ajang Piala Carling, City dikalahkan Liverpool di semifinal dengan skor 2-2, Kamis (26/1) dini hari WIB. City kalah agregat 3-4.
Rangkaian hasil buruk kembali menimpa City. Di Premier League tim asuhan Roberto Mancini tumbang di Goodison Park, Rabu (1/2) dinihari WIB. Everton menang 1-0 lewat gol mantan pemain United Darron Gibson.
Hingga pekan 23 Premier League poin City dan Manchester United kini sama: 54. Keduanya hanya berbeda selisih gol, dengan City memiliki selisih gol lebih banyak.
Perjalanan Liga Inggris musim ini masih menyisakan 15 pertandingan. City juga masih terlibat di Europa League. Apa pun bisa terjadi dengan City. Tapi dengan rangkaian catatan tersebut bisa saja City tidak mendapatkan apa-apa di musim ini.
Roberto Mancini sebenarnya memiliki skuad yang lengkap. Sayangnya Mancini tidak mengantisipasi jika beberapa pemain pentingnya absen. Seperti Yaya Toure.
Tindakan indisipliner yang dilakukan oleh Carlos Tevez juga makin memperumit kondisi internal tim. Soalnya perilaku Mario Balotelli juga sebelas-dua belas dengan Tevez, tidak mencerminkan sikap profesionalisme.
Mengikuti beberapa kompetisi ketat di Eropa tidak cukup hanya dengan mengandalkan modal banyak, deretan pemain top dan pelatih cerdas.
Pengalaman dan konsistensi sebuah tim dalam menjaga hasil akhir pertandingan menjadi hal yang mutlak. Dan ini yang belum tampak di tubuh Manchester City.
sumber
0 komentar:
Post a Comment
Berkomentarlah yang relevan maka akan saya follow.